"Mama, minta minum", rengekan kecil itu membangunkan Davia dari
mimpinya. Beranjak menuju ruang tengah mengambil segelas air untuk putri
semata wayangnya, Natasya.
Ruang tengah masih terang benderang, tak seperti biasanya....."Hmmm, dimana niy si papa??", gumam Davia.
Masih sibuk bertanya-tanya, terdengar suara nyaring dari kamar sebelah "Klinggg",
"oh
mungkin si papa lagi main game di ruang kerjanya", pikirnya. Bergegas
dia menuju kamar sebelah, ternyata tak ada siapapun disana, tapi tak
seperti biasanya komputer di kamar itu masih dibiarkan menyala.
"KLINGG", suara itu datang lagi, ternyata berasal dari YM Adrian yang msh aktif
hmmm, sekilas tertulis nama yang sudah dikenal Davia, yaitu nama mantan kekasih Adrian, Retno Dewi.
Perlahan Davia membaca pesan yang barusan masuk,
"Cinta,
kapan kita ketemu lagi, aku dah gak tahan nihhh dah kangen berat, ada
banyak hal yang ingin aku ceritakan". Itu pesan singkat yang sempat
terbaca oleh Davia.
Tertegun sesaat, namun rasa perih itu tak ada lagi.
Semakin penasaran Davia mencoba melihat pesan yang pernah terkirim.
Ada beberapa pesan lama yang bisa dibuka.
"Beibs, beberapa hari ini aku memimpikanmu, apakah kau baik-baik saja??
Hati Davia sedikit terusik membaca pesan itu, tak dipungkirinya masih ada perih walo tak sehebat dulu.
Beibs.... padahal Adrian tak pernah memanggilnya semesra itu.
Pesan yang dikirimkan Adrian ke teman dekatnya Vanessa Putri, yang diakuinya hanya teman.
pesan bersambung itu dibaca ulang oleh Davia,
"Gak pa pa kok Hun, aku baik-baik saja hanya lg terbelit hutang dan banyak kebutuhan yang belum tercukupi".
"Sabar
ya beibs, mungkin itu hanya cobaan bagi rumah tanggamu. Aku akan coba
bantu semampuku. Cant stop waiting for you. Hati ini slalu untukmu". Itu
jawaban Adrian di pesan terakhirnya.
Terpekur dikursi kerja itu, Davia berusaha berpikir lebih tenang
Ternyata
kegelisahannya beberapa saat ini beralasan, ada permainan hati disini.
Tak terlalu sakit baginya melihat kenyataan itu, karna sesungguhnya
hatinya juga mulai layu.
Tak ada apa-apa lagi yang bisa
diharapkan disini, tak ada kesehatian lagi, tak ada rasa nyaman lagi.
Bahkan mungkin Adrian saat ini lebih ingin berada dekat dengan pujaan
hatinya, entah itu si Vanessa Putri ataukah Retno Dewi, atau bahkan
mungkin dia ingin memiliki keduanya. Whatever .... gak penting buat
Davia.
Perlahan Davia keluar dari ruang kerja menuju tempat terindahnya yaitu menemani lelapnya tidur Bidadari kecilnya.
Dikecupnya
mesra pipi putih montok itu, seraya bergumam," Semua bahagia itu hanya
titipan, mungkin kini saatnya aku mengembalikannya".
Davia meraih Diary pink miliknya yang terongok di bawah bantal, dan kembali dia coretkan lagu yg mengalun dihatinya.
Medio, 17 Maret 2010
Kasih......bila kau ingin beranjak dariku lakukan saja
daripada kita berdekatan tapi saling menyakiti
mungkin akan lebih baik bila kita karamkan saja kapal kita disini.
Turunkan aku dari kapalmu, mungkin itu akan membuatmu lebih lapang
Sauhkan jangkarmu, bawa pujaan hatimu yang pasti akan lebih bisa membahagiakanmu
dan biarkan ku cari kapal lain yang mungkin bisa menerima sisa rasaku.
Dan tak ada tangis untuk malam ini, tak ada setitikpun.......
#dearastories @ruang hampa cahaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar