Senin, 17 Desember 2012

Pernah Muda : Rentang antara ASA dan LOGIKA


Sebelum mencoret lebih dalam, ingin rasanya melihat dan memastikan lagi keadaan sosok yg sedang rapuh dan berusaha bangkit dr keresahan yang selama ini melingkupi hati dan hidupnya, sebut saja namanya "Amalia".

Di sore yang lumayan tenang, dirumah kost yg kami kelola, tiba2 terdengar suara gaduh yg berisi makian, teriakan, dan benda2 yg berjatuhan. Bergegas ingin melihat dan memastikan apa yang terjadi, ternyata salah satu anak kost saya (sebut namanya Arlan), sedang bertengkar hebat dengan kekasihnya (namanya Amalia). Saat saya datang, ada anak kost lain yg sudah ada disana untuk mencoba melerai. Hal yang membuat saya sedikit tegang dan merinding adalah melihat ada GUNTING yg ternyata diperebutkan dan ada darah di tangan Amalia. Sebisanya saya coba tuk menjadi penengah kekacauan itu. Terlihat sekali betapa KERAS hati keduanya, tak ada pancaran lembut yang tersisa.............hmmm.

Perlahan2 saya coba tuk menelisik tentang permasalahan yg ada diantara mereka. Dari si Arlan, yang notabene anak tunggal dr keluarga kaya, yg memang terkenal sangat introvert, tak punya teman, dan hobby menyendiri, dengan sedikit terisak dia berujar bahwa dia marah karena kekasihnya terlalu jauh mencampuri kehidupannya, terlalu mengatur dan berusaha mengubah kepribadian serta cara hidupnya. Yang jd inti permasalahan sore itu adalah Amalia marah karena Arlan mengirimkan MMS kepada ortunya, yg berisi foto Amalia sedang merokok. Dan amalia mengancam akan bunuh diri bila Arlan tak mau meminta maaf padanya.

Kemudian berpindah ke Amalia, saya coba tuk mengetahui lebih jauh tentangnya. Ada penilaian pribadi dr saya saat pertama melihat wajah Amalia, seorang wanita muda yg hitam manis, dengan dandanan yang khas anak muda, kaus ketat, celana jeans, rambut terurai panjang dan dicat merah, anting2 besar, jari berkutek merah menyala, dr kesemua tampilan yg ada padanya terlihat ada sesuatu yg saya lihat begitu dipaksakan, tp saya belum bisa menebaknya diawal. Dari isaknya dia menceritakan tentang apa yg dialaminya.

Hampir 2 th mereka berpacaran, dgn karakter yg sangat berbeda, si Amalia yg terlihat lebih supel, lebih banyak bicara, dari lingkungan yg lebih "punya" dibanding Arlan, ternyata kondisi itu membuat mereka sulit beradaptasi. Amalia seorang mhswi sebuah PTN yg punya prestasi bagus scr akademik, sedangkan Arlan mhsw PTS dengan IP yang tak pernah lebih dr angka 0,5. Amalia scr tak langsung berusaha mengubah dan menginginkan perubahan dari diri Arlan. Namun tak satupun cara yg dilakukannya dapat mengubah pola hidup dan kepribadian Arlan. Arlan tak bergeming dari dunianya, dengan kemanjaannya, keegoisannya, sedangkan Amalia terpuruk dengan segala kepenatannya, keadaan yg melingkupi dirinya dan ketakutannya.

Sebagai sesama wanita mungkin saya bisa lbh paham dan bisa melihat betapa besar pengorbanan seorang Amalia, yg setiap ada masalah selalu jd tempat amukan, cacian, dan pukulan, yg menurut Amalia itu adalah HUKUMAN untuk dirinya. Rasa penasaran saya bertahan pada kata HUKUMAN, ternyata selama menjalin hubungan dengan Arlan, Amalia selalu menghukum dirinya sendiri, menyakiti badannya sendiri dan sering menerima hukuman dr Arlan bila ada masalah. Tanpa harus bertanya banyak, walo kemudian Amalia mengakui segala kekhilafannya, saya bisa menebak bahwa ada hal yg menjadi ketakutan Amalia. VIRGINITAS ...............hal itulah yg membuatnya bertahan dlm hubungan tak sehat ini.

Seperti seorang anak yang mengeluhkan semua perihnya, tangisnya tumpah sejadi2nya, dlm pelukan saya. Huufftt, seperti merasakan berjuta risaunya, dan karna tak tahan melihat derasnya air matanya, saya sedikit membentaknya untuk menghentikan tangisnya. Terus terang saya tak pernah tahan melihat tangisan, dan bagi saya segala bentuk tangisan tak boleh terurai terlalu lama, apalagi bila tangisan itu harus tumpah karena hal yang membuat kita makin lemah.

Amalia sempat mengatakan bahwa tuntutan atas perubaahan yg dilakukannya pada arlan, misalnya agar Arlan tak mabuk2an lagi, tak berhubungan dengan mantannya lagi, hrs rajin kuliah, harus sering pulang tuk mengunjungi orang tuanya, ternyata berimbas juga dengan tuntutan Arlan pada Amalia agar dia melepas jilbabnya, mengganti cara dandannya yg dulu kata Arlan terlalu "ndeso", harus mengerjakan semua tugas2 kuliahnya, mengisi dompetnya setiap dia butuh uang, membelikannya pernak pernik spt, kamera, BB, dan lain-lain. Mungkin bagi banyak orang terlihaat sangat BODOH untuk bertahan dalam RASA yg tak berguna seperti kisah mereka. Tapi semua kembaali pada RASA, dan hanya mereka berdua yang tau aapa yg mereka coba pertahankan.

Pesan yg sempat saya ucapkan ke Amalia, bahwa CINTA itu terkadang tak bisa dilihat secara LOGIKA, namun harusnya setiap apa yg terjalin didalamnya membuat kita belajar banyak hal yang membawa kebaikan, karena CINTA itu bukan, paksaan, bukan penghakiman, bukan penghukuman, namun CINTA adalah rasa NYAMAN. Jangan pernah merasa hidup kita sudah hancur dan selesai tapaknya hanya di satu titik, tak ada orang yang SEMPURNA didunia ini, sehingga bila kekurangan dan kekhilafan itu ada, harusnya bukan membuat kita menjadi makin lemah dan terpuruk meratapinya, dan membiarkan kita dilingkupi perih yang berkepanjangan. Coba bangkit Amalia, masih banyak pria yang takkan memandang kekurangan itu, asal ada perbaikan dan kelebihan yang bisa kamu tunjukkan. Bila dlm hubungan berpacaran dalam taraf penjajagan pasangan saja sudah ada hal-hal yang menyakitkan, maka apa yang harus dipertahankan. segera keluar dari lingkaran resah yang melingkupimu, tunjukkan bahwa kebahagiaan orang tua, keluarga dan dirimu adalah sangat berharga. Jangan pernah biarkan APApun dan SIAPApun merebut hakmu untuk menjadi lebih baik....................

Untuk Arlan, saya hanya sempat berpesan bahwa untuk berubah lebih baik kita tak butuh siapapun, hanya butuh NIAT dan rasa menghHARGAi diri sendiri. Mencoba menjadi DEWASA mungkin bukan hal mudah, namun seburuk2nya seseorang pasti dia punya sisi terbaik, coba cari itu. Dan semoga makin bisa menghargai apa yang dilakukan orang lain terhadap kita, karena saat kasih sayang itu sudah tak ada lagi dalam diri kita maka tak akan datang kasih sayang dari orang sekitar kita. Dan sebagai ibu kost, saya hanya bisa berpesan, jgn sering2 tengkar ato lbh baik klo tengkar cari lapangan yang luas biar gak mengganggu siapapun, lalu yg lebih penting lagibayarlah uang kost tepat waktu........halahhh.

Semoga coretan pagi ini bisa memberi sedikit ruang bening diHATI. Tak ada maksud sedikitpun bagi saya menggurui ato sok bijak dlm menanggapi. Saya hanya ingin sekedar berbagi kisah kemarin sore yg begitu menggelitik hati.........:))


Ruang Cahaya Bunda Deara, 190311, 05:06

Tidak ada komentar:

Posting Komentar